BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang permesinan,
dibutuhkan tenaga terampil untuk mengoperasikan maupun merawat mesin sekaligus peralatan dari mesin tersebut.
Banyak mahasiswa maupun seorang sarjana yang baru lulus dari perguruan tinggi
terkadang tidak dapat mengoperasikan
maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut. Mereka cenderung lebih
menguasai teori daripada praktek kerja mesin tersebut. Sedangkan di era
globalisasi sekarang ini dibutuhkan tenaga kerja yang bukan hanya mengerti
teori suatu mesin melainkan tenaga kerja tersebut dituntut untuk mengoperasikan
mesin tersebut. Dalam dunia manufaktur salah satu mesin yang paling sering
digunakan untuk membuat produk permesinan adalah mesin bubut
Mesin bubut merupakan
salah satu dari mesin yang paling awal dikembangkan, karena mempunyai banyak manfaat yaitu meraut atau memotong material bentuk
selindris. Gerak potong terjadi pada benda kerja, sedangkan gerak makan terjadi pada pahat. Jika kedua gerak tersebut
dikombinasikan maka akan terjadi proses perautan atau pemotongan.Selain itu
mesin bubut ini juga berfungsi untuk pembuatan ulir yang disesuaikan dengan
bentuk mata pahat yang digunakan untuk membubut (Asnawi, 2013).
Pada
praktikum ini mahasiswa dituntut untuk dapat bisa mengoperasikan mesin bubut,
kemudian dituntut juga untuk bisa membuat produk. Salah satu produk yang dibuat
dengan menggunakan mesin bubut adalah kunci
chuck, mur dan baut dengan menerapkan parameter-parameter yang telah
ditentukan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum
ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui bahan dan alat dari proses pembubutan kunci chuck, mur dan baut.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana cara mengoperasikan mesin bubut.
3.
Untuk
mengetahui proses pembubutan kunci chuck
4.
Untuk
mengetahui proses pembubutan mur dan baut
5.
Untuk
mengetahui parameter-parameter dalam proses pembubutan mesin kunci chuck, mur dan baut
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang akan
dicapai dari praktikum ini adalah :
1.
Dapat
mengetahui bahan dan alat dari proses pembubutan kunci chuck, mur dan baut.
2.
Dapat
mengetahui bagaimana cara mengoperasikan mesin bubut.
3.
Dapat
mengetahui proses pembubutan kunci chuck
4.
Dapat
mengetahui proses pembubutan mur dan baut
5.
Dapat
mengetahui parameter-parameter dalam proses pembubutan mesin kunci chuck, mur dan baut.
1.4 Sistematika Penulisan Laporan
Adapun sistematika penulisan yang dijadikan acuan
dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan
praktikum, manfaat praktikum, dan sistematika penulisan laporan yang
bersangkutan dengan mesin bubut.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini
berisikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan mesin bubut, dimana isi
teori ini untuk mendukung pembahasan dari praktikum ini.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Bab ini
berisikan tentang langkah-langkah yang digunakan dalam proses pembuatan laporan
dan praktikum. Langkah-langkah tersebut dituangkan terlebih dahulu dalam bentuk
flowchart dengan menggunakan software microsoft visio 2007.
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA
Pada
bab ini berisikan tentang pembahasan dalam praktikum adapun pembahasan yang
dilakukan pada praktikum ini yaitu membuat bahan dan alat praktikum, cara
mengoperasikan mesin bubut, menjelaskan
langkah-langkah pembuatan kunci
chuck, mur dan baut serta menghitung parameter-parameter dalam proses
pembubutan. Kemudian hasil dari pembahasan tersebut di analisa supaya maksud
dan tujuan dari praktikum ini dapat dijelaskan dan dipahami oleh orang lain.
BAB V PENUTUP
Bab ini
berisikan tentang kesimpulan dari hasil pembahasan dan saran untuk perbaikan
praktikum yang akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Proses Bubut
Mesin bubut
merupakan salah satu dari mesin yang paling awal dikembangkan, karena mempunyai banyak manfaat yaitu meraut atau memotong material bentuk
selindris. Gerak potong terjadi pada benda kerja, sedangkan gerak makan terjadi pada pahat. Jika kedua gerak tersebut
dikombinasikan maka akan terjadi proses perautan atau pemotongan.Selain itu
mesin bubut ini juga berfungsi untuk pembuatan ulir yang disesuaikan dengan
bentuk mata pahat yang digunakan untuk membubut (Asnawi, 2013).
Gambar 2.1 Mesin Bubut
Mesin bubut merupakan mesin perkakas
yang bekerja dengan cara memutar benda kerja dengan menggunakan motor spindle. Proses
pemotongan pada mesin bubut ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Proses
pemotongan mesin bubut
Tahap pemotongan dan memiliki batas
berbeda-beda sesuai dengan jenis material yang digunakan. Kecepatan putar spindle
harus disesuaikan dengan kecepatan
potong dan diameter benda kerja saat itu. Fungsi yang menghubungkan kecepatan potong, kecepatan spindle dan
diameter benda kerja ditunjukkan pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Rumus
kecepatan potong
Gerakan kecepatan potong digunakan untuk memposisikan
pahat pada posisi siap potong atau setelah pemotongan (Permana, 2012).
Keberhasilan dalam melakukan
pembubutan benda kerja sangat tergantung pada pahat bubut, karena pahat yang
melakukan penyayatan terhadap benda kerja. Oleh karena itu pahat yang digunakan
harus sesuai dan tajam. Agar diperoleh hasil yang baik, maka pemasangan pahat
harus benar, yaitu letak ujung sisi pemotong pahat disesuaikan tepat pada
gerakan sumbu benda kerja serta diikat sependek mungkin pada tempat pahat (Hamidi, 2008).
Gambar 2.4 Pemasangan Pahat
Bubut
2.2 Bagian –bagian
Mesin Bubut dan Fungsinya
Adapun bagian-bagian dari mesin bubut adalah sebagai berikut:
Gambar 2.5 Bagian-bagian
mesin bubut
Keterangan:
1.
Head – stock, tempat pengaturan kecepatan
pemotong (speed of cut).
2.
Spindel, bagian yang meneruskan
putaran mesin ke benda kerja sehingga benda kerja dapat berputar, serta tempat
melekatnya pemegang kerja.
3.
Chuck, pemegang benda kerja.
4.
Dead center, untuk menunjang ujung benda
kerja, center ini tidak berputar Sendiri tetapi mengikuti putaran benda kerja.
5.
Tail stock spindle, tempat
melekatnya dead center. Disamping itu
dapat juga melekatkan drill chuck
untuk proses drilling.
6.
Trail stock, bagian belakang (ekor) mesin
bubut, untuk menunjang bagian benda kerja dengan perantaraan dead center yang dilekatkan pada tail stock spindle.
7.
Tail stock hand wheel, untuk
memajukan atau memundurkan posisi dead
center agar kedudukan benda kerja dapat diukur dengan baik. Disamping itu
apabila pada tail stock spindle
dipasang mata bor, komponen dapat dipergunakan untuk memberikan gerak makan.
8.
Alas mesin (Bed machine), berfungsi
untuk tempat kedudukan kepala lepas, tempat kedudukan eretan dan tempat
kedudukan penyangga diam.
9.
Eretan (Carriage), berfungsi
sebagai pemegang erat perkakas bubut memberikan gerakan yang diperlukan, arah
gerakan dapat sejajar dengan tegak lurus ataupun miring terhadap sumbu bubut. Carriage memikul bagian – bagian lain yang terletak diatasnya, yaitu cross slide dan lain-lain.
10.
Cross slide, bagian yang melintang pada
sumbu mesin bubut, terletak diatas carriage.
Untuk mengadakan gerakan pemakanan melintang.
11.
Compound rest, tempat
melekatnya tool post.
12.
Tool post, tempat melekatnya pahat (cutting tool).
13.
Gear box, terdapat susunan roda gigi
yang memungkinkan adanya variasi kecepatan makan (feed motion).
2.3 Jenis-jenis Mesin Bubut
Adapun jenis-jenis mesin bubut adalah sebagai
berikut:
1.
Mesin Bubut Turet
Mesin bubut turet memiliki ciri khusus yang dapat menyesuaikannya kepada produksi.
Karakteristik utama dari mesin bubut golongan ini adalah bahwa pahat
untuk operasi yang berurutan dapat distel dalam kesiagaan untuk penggunaan dalam urutan yang sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan
sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat dengan tepat, tetapi sekali
sudah benar, maka hanya sikit keterampilan untuk mengoperasikanya, dan banyak
suku cadang yang dapat di produksi oleh mesin
bubut ini.
Gambar 2.6 Mesin bubut turet
Adapun jenis mesin bubut turret adalah sebagai berikut:
a.
Mesin bubut
turet horizontal
Mesin bubut
jenis ini dibuat dalam dua rancangan dan dikenal sebagai ram dan sade.
Mesin bubut turret ini dapat juga
diklasifikasikan sebagai mesin pencekam atau batang.
b.
Mesin bubut
turret otomatis
Mesin bubut
jenis ini mirip dengan mesin jenis sadel
standart tetapi operasinya otomatis sepenuhnya agar seseorang operator
dapat menangani dua mesin atau lebih.
c.
Mesin bubut
yang dikendalikan oleh pita
Dalam gambar ditunjukkan sebuah bubut turret
dua suhu tugas berat dengan kendali numeris, yang dirancang khusus untuk
produksi berat. Mesin ini dapat distel dengan cepat untuk pekerjaan suku cadang
kecil biasanya dengan hanya menukar pencekam rahang, pita pengendali, dan
mungkin satu atau dua pemotongan.
d.
Mesin bubut turret vertical.
Mesin bubut turret vertical adalah sebuah mesin yang
mirip freis pengebor vertical, tetapi memiliki karakteristik
pengaturan turet untuk pemegangan pahat. Mesin ini dilengkapi dengan system kendali yang memungkinkan operasi
otomatis tiap kepala termasuk kecepatan arah antaran. Kecepatan produksi dari
mesin ini sangant meningkat melebihi dan dioperasikan dengan tangan karena
mesin ini beroperasi secara kontiniu.
e.
Mesin bubut
stasiun jamak vertikal, otomatis.
Mesin jenis ini dirancang untuk produksi tinggi dan biasanya dilengkapi
dengan lima atau sembilan stasiun kerja dan kedudukan kemuatan pada setasiun
kecuali stasiun pemuat sebuah operasi dilakukan yang menuju kepenyelesaian dari
suku cadang. Keuntungan dari mesin ini bahwa segala operasi dapat dilakukan
secara serentak dan dalam urutan yang sesuai.
f.
Mesin bubut
otomatis
Mesin bubut jenis ini perkakasnya secara otmatis dihantarkan kepada benda
kerja dan mundur setelah daurnya diselesaikan, karena mesin bubut pada umumnya
dari jenis ini memerlukan adanya operator untuk menempatkan suku cadang yang
harus di mesin. Mesin dalam golongan ini berbeda secara prinsip dalam cara
menghantarkan pahat dalam benda kerja.
g.
Mesin bubut
duplikat.
Mesin bubut
duplikat memproduksi kembali sejumlah suku cadang dari bentuk induk ataupun
contoh dari benda kerja hampir setiap
mesin bubut standar dapat dimodifikasi untuk pekerjaan penduplikasian atau
terdapat mesin bubut duplikat otomatis khusus. Reproduksinya dari sebuah pola
baik bulat atau datar, biasanya dipasangkan di belakang mesin bubut. Model ini
biasanya dilengkapi dengan system kendali
numeris. Ketitik yang memiliki masukan dial
desimal pembacaan langsung. Unit penduplikasi adalah sebuah system elektromekanis yang tersusun dari tiga bagian yaitu:
1)
Sebuah penguat listrik
2)
sebuah penguat daya mekanis
3)
Sebuah jarum sayat.
Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan
pekerjaan ringan. Bentuk peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk
mengerjakan benda-benda kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas
mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin
bubut bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut
yang besar dan berat.
Gambar 2.7 Mesin bubut ringan
Konstruksi mesin ini lebih cermat dan
dilengkapi dengan penggabungan peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini
digunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi
utama adalah untuk menghasilkan atau memperbaiki perkakas secara produksi.
Gambar 2.8 Mesin bubut sedang
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya
lebih besar daripada yang dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan
standar dalam pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.
Gambar 2.9 Mesin bubut
standar (standar Lathe)
Mesin ini termasuk mesin bubut industri
yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan
roda gigi dan lainnya
Gambar 2.10 Mesin bubut meja
panjang (Long bed Lathe)
2.4 Klasifikasi
Proses Pemesinan
2.4.1
Berdasarkan
Gerak Relatif Pahat
Pahat yang bergerak
relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan geram dan sementara itu permukaan
benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi komponen yang dikehendaki. Gerak relatif pahat terhadap benda
kerja dapat dipisahkan menjadi dua komponen gerakan yaitu:
1.
Gerak
potong (cutting movement)
Gerak potong adalah gerak yang menghasilkan permukaan baru
pada benda kerja.
2.
Gerak
makan (feeding movement)
Gerak
makan adalah gerak yang menyelesaikan permukaan baru yang telah di potong oleh
gerak potong.
2.4.2
Berdasarkan Jumlah Mata Pahat yang Digunakan
Pahat yang dipasangkan pada suatu jenis mesin perkakas
memiliki mata pahat yang berbeda-beda. Jenis pahat/perkakas potong disesuaikan
dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari produk. Adapun pahat dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis pahat yaitu pahat bermata potong tunggal (single point cutting tools) dan pahat
bermata potong jamak (multiple point
cuttings tools).
Tabel 2.1 Klasifikasi
Proses Permesinan Menurut Gerak Relatif dan Jenis Pahat yang Digunakan:
|
No.
|
Jenis
Mesin
|
Gerak
Potong
|
Gerak
Makan
|
Jumlah
Mata Pahat
|
|
1
|
Mesin
Bubut
|
Benda
Kerja (Rotasi)
|
Pahat
(Translasi)
|
Tunggal
|
|
2
|
Mesin
Freis
|
Pahat
(Rotasi)
|
Benda
Kerja (Translasi)
|
Jamak
|
(Sumber: Mardianto, 2013)
Tabel 2.1 Klsifikasi
Proses Permesinan Menurut Gerak Relatif dan Jenis Pahat yang Digunakan
(Lanjutan)
|
No.
|
Jenis
Mesin
|
Gerak
Potong
|
Gerak
Makan
|
Jumlah
Mata Pahat
|
|
3
|
Mesin
Sekrap
Sekrap
Meja
|
Pahat (Translasi)
Benda Kerja (Translasi)
|
Benda Kerja (Translasi)
Pahat
(Translasi)
|
Tunggal
Tunggal
|
|
4
|
Mesin
Gurdi
|
Pahat
(Translasi)
|
Pahat
(Translasi)
|
Jamak
|
|
5
|
Gergaji
|
Pahat
(Translasi)
|
-
|
Jamak
|
|
6
|
Gerinda
|
Pahat
(Translasi)
|
Benda
Kerja (Translasi)
|
Tak
Terhingga
|
(Sumber: Mardianto,2013)
2.3.4
Berdasarkan Orientasi Permukaan
Selain ditinjau dari segi orientasi permukaan maka proses pemesinan dapat diklasifikasikan berdasarkan proses
terbentuknya permukaan (proses generasi permukaan; surface generation).
Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua
garis besar proses yaitu:
1.
Generasi
permukaan silindrik atau konis dan
2.
Generasi
permukaan rata/lurus dengan atau tanpa putaran benda kerja.
2.4.4
Berdasarkan Mesin yang Digunakan
Dalam proses
pemesinan jika kita ingin melakukan suatu pekerjaan, maka perlu kita ketahui
terlebih dahulu dengan mesin apa yang semestinya kita gunakan sehingga produk
yang kita buat sesuai dengan yang diinginkan. Beberapa jenis proses mungkin dapat dilakukan pada satu
mesin perkakas. Misalnya, mesin bubut tidak selalu digunakan sebagai untuk
membubut saja melainkan dapat pula digunakan untuk memotong dan melebarkan
lubang (boring) dengan cara mengganti
pahat dengan yang sesuai. Bahkan dapat digunakan untuk mengefreis, menggerinda
atau mengasah halus asal pada mesin bubut yang bersangkutan dapat dipasangkan
peralatan tambahan (attachments) yang
khusus.
Berikut beberapa jenis Mesin perkakas yang sering di
gunakan :
1.
Proses
Bubut (Turning)
2.
Proses Freis (Milling),
3.
Proses Gurdi (Drilling)
4.
Proses Sekrap (Shaping,Planing),
5.
Poses
Gerinda Rata (Surface Grinding),
6.
Proses
Gerinda Silindrik (Cylindrical
Grinding),dan
7.
Proses Gergaji atau Parut (Shawing, Broaching)
Tabel 2.2. Klasifikasi Proses
Pemesinan Menurut Jenis Mesin Perkakas yang Digunakan
|
No
|
Jenis
Proses
|
Mesin
Perkakas yang Digunakan
|
|
1
|
Bubut
(turning)
|
Mesin Bubut (lathe)
|
|
2
|
Gurdi
(drilling)
|
Mesin Gurdi (drilling machine)
|
|
3
|
Sekrap
(shaping,planing)
|
Mesin
Sekrap (shaping machine) & Mesin Sekrap Meja (planing machine)
|
|
4
|
Freis
(milling)
|
Mesin
Freis (milling machine)
|
|
5
|
Gergaji
(sawing)
|
Mesin Gergaji (sawing machine)
|
|
6
|
Koter/Pelebaran
lubang (Boring)
|
Mesin
Koter (boring machine)
|
|
7
|
Parut(broaching)
|
Mesin
Parut (broaching machine)
|
(sumber: Mardianto, 2013)
Tabel 2.2. Klasifikasi Proses
Pemesinan Menurut Jenis Mesin Perkakas yang Digunakan (lanjutan)
|
No
|
Jenis
proses
|
Mesin
perkakas yang digunakan
|
|
8
|
Gerinda
(grinding)
|
Mesin
Gerinda (grinding machine)
|
|
9
|
Asah
(honing)
|
Mesin
Asah (honing machine)
|
|
10
|
Asah
Halus (lapping)
|
Mesin
Asah Halus (lapping machine)
|
|
11
|
Asah
Super Halus (super finishing)
|
Mesin
Asah Kaca/mesin asah superhalus (super/mirror
finishing)
|
|
12
|
Kilap
(polishing & buffing)
|
Mesin
Pengkilap (polisher & buffer)
|
(sumber:
Mardianto, 2013)
2.5 Elemen
Dasar Proses Pemesinan
Berdasarkan gambar
teknik, dimana dinyatakan spesifikasi geometrik suatu produk komponen mesin,
salah satu atau beberapa jenis proses pemesinan harus dipilih sebagai suatu
proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuatnya. Bagi suatu tingkatan
proses, ukuran obyektif ditentukan, dan pahat harus membuang sebagian material
benda kerja sampai ukuran objektif tersebut tercapai. Hal
ini dapat dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram (sebelum
terpotong). Selain itu, setelah berbagai aspek teknologi ditinjau, kecepatan
pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan sesuai dengan yang
dikehendaki. Untuk itu perlu dipahami lima elemen dasar
proses permesinan, yaitu :
1.
Kecepatan potong (cutting speed)
2.
Kecepatan makan (feeding
speed)
3.
Kedalaman potong (depth of cut)
4.
Waktu pemotongan (cutting time)
5.
Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal)
Elemen proses pemesinan
tersebut dihitung berdasarkan dimensi benda kerja dan pahat serta besaran dari
mesin perkakas. Besaran mesin perkakas diatur ada bermacam-macam tergantung
pada jenis mesin perkakas. Oleh sebab itu, rumus yang dipakai untuk menghitung
setiap elemen proses pemesinan dapat berlainan.
bubut dapat digunakan untuk memproduksi
material berbentuk konis maupun silindrik. Jenis mesin bubut yang paling umum
adalah mesin bubut (lathe) yang
melepas bahan dengan memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal.
2.11 Rumus kecepatan gerak
Pada
proses bubut benda kerja dipegang oleh pencekam yang dipasang di ujung poros
utama spindel. Dengan mengatur lengan pengatur yang terdapat pada kepala diam,
putaran poros utama (n) dapat dipilih sesuai dengan spesifikasi pahat yang
dipilih. Pada mesin bubut
gerak potong dilakukan oleh benda kerja yang melakukan gerak rotasi sedangkan
gerak makan dilakukan oleh pahat yang melakukan gerak translasi. Pahat
dipasangkan pada dudukan pahat dan kedalaman potong (a) diatur dengan
menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar (skala pada pemutar
menunjukkan selisih harga diameter) dengan demikian kedalaman gerak translasi
dan gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda gigi. Gerak
makan (f) yang tersedia pada mesin bubut dibuat bertingkat dengan aturan yang
telah distandarkan.
Mesin bubut
beserta bagian bagiannya dapat kita
lihat pada gambar 2.12
Gambar 2.12 Mesin Bubut beserta
bagiannya
Keterangan
gambar :
1.
Poros utama / spindel merupakan tempat pemasangan
pencekam.
2.
Lengan pengatur gunanya untuk mengatur harga (n) yang
diinginkan
3.
Tool Post adalah tempat dudukan pahat.
4.
Batang penggerak fungsinya untuk menggerakkan kereta saat
melakukan proses bubut.
5.
Ulir penggerak gunanya untuk menggerakkan kereta saat
melakukan proses bubut untuk pembuatan ulir.
6.
Kereta adalah landasan bagi peluncur silang
7.
Rumah roda gigi adalah tempat lengan pengatur
8.
Kepala diam adalah tempat terdapatnya poros utama
Gambar 2.13. Proses Bubut
Kondisi pemotongan
ditentukan sebagai berikut:
Benda kerja :
d0 = Diameter mula-mula (mm)
dm = Diameter akhir (mm)
lt = Panjang proses
pemesinan (mm)
Pahat :
kr =
Sudut potong utama
go =
Sudut geram
Mesin bubut :
a = Kedalaman potong (mm)
F =
Gerak makan (mm/r)
n = Putaran poros utama (benda
kerja) (r/mm)
2.6
Jenis Operasi Bubut
Berdasarkan posisi benda kerja yang ingin dibuat pada
mesin bubut, ada beberapa proses bubut yaitu :
1.
Pembubutan silindris (turning)
2.
Pengerjaan
tepi / bubut muka (facing)
3.
Bubut Alur (grooving)
4.
Bubut Ulir (threading)
5.
Pemotongan (Cut-off)
6.
Meluaskan lubang (boring)
7.
Bubut bentuk (Forming)
8.
Bubut inti (trepanning)
9.
Bubut konis
Gambar 2.14 Proses
Pada Mesin Bubut
2.6 Elemen
Dasar Proses Bubut
Elemen dasar pada mesin bubut
terbagi atas :
1.
Kecepatan potong (Cutting
speed )
2.
Kecepatan makan (feeding
speed)
3.
Waktu pemotongan (depth
of cut)
4.
Kedalaman potong (cutting
time)
5.
Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal)
2.7 Sistem Kerja Mesin Bubut
Motor
listrik yang ada pada mesin bubut akan berfungsi untuk merubah energi listrik
menjadi energi mekanis yaitu berupa gerak putar. Gerak putar yang ada pada
motor listrik selanjutnya ditransmisikan dengan menggunakan perlengkapan roda gigi, sehingga mampu memutar poros utama (spindel). Di ujung poros utama terdapat perlengkapan pencekam yang mampu mencekam benda
kerja, sehingga adanya putaran pada poros utama maka akan memutar benda kerja.
Sedangkan pahat yang tercekam pada tempat pahat (tool post) akan mampu
bergerak ke kanan, ke kiri, mendekat, menjauhi operator serta mampu bergerak
sorong. Gerakan – gerakan ini dimungkinkan terjadi karena adanya fasilitas ulir
penggerak, susunan roda gigi dan juga adanya jalan. Selanjutnya adanya dead
center yang akan mendukung benda kerja pada sisi satunya.
2.8
Jenis – Jenis Mesin Bubut
Adapun jenis-jenis mesin bubut
adalah sebagai berikut:
1.
Pembubut kecepatan (Speed Lathe)
Pembubut ini adalah pembubut yang paling sederhana dari segala pembubut.
Pembubut ini terdiri dari bed, head stock, tail stock dan peluncur yang dapat disetel untuk mendukung pahat.
Pembubut kecepatan terutama digunakan dalam pembubutan kayu, memberikan pusat
pada silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut pada pembubutan mesin dan dalam pemusingan logam.
2.
Pembubut
mesin (Engine Lathe)
Pembubut ini merupakan pembubut yang mendapatkan
dayanya dari mesin yang
membedakannya dari pembubut kecepatan adalah dimilikinya ciri tambahan untuk
mengendalikan kecepatan spindle dan
untuk menyangga serta mengendalikan hantaran dari pahat pemotong tetap.
3.
Pembubut
bangku (Bench Lathe)
Merupakan pembubut kecil yang dipasangkan pada
bangku kerja. Dalam desainnya mempunyai cirri yang sama dengan pembubut
kecepatan dan pembubut mesin. Disesuaikan untuk benda kerja kecil, dan
mempunyai kapasitas putaran maksimum sebesar 250 mm pada plat muka.
4.
Pembubut
ruang perkakas (Tool room Lathe)
Pembubut mesin ruang perkakas merupakan pembubut
kepala beroda gigi yang digerakkan secara tersendiri dengan kecepatan spindle yang jangkauannya sangat luas.
Pembubut ini dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan untuk
pekerjaan perkakas yang teliti. Bagian – bagian pembubut ini antara lain
perletakan stedi pusat, roda gigi perubah cepat, ulir pengarah, batang
hantaran, perlengkapan penirus, piringan ulir, pencekam, indicator, dan pompa
media pendingin.
5.
Pembubut
Turret
Pembubut turret memiliki cirri khusus yang utama
yaitu menyesuaikan kepada produksi. Ketrampilan pekerja dibuat didalam mesin
ini sehingga memungkinkan bagi operator yang tidak berpengalaman untuk
memproduksi kembali suku cadang yang identik. Karakteristik utama dari mesin
bubut ini adalah pahat untuk operasi berurutan, dapat dalam kesiagaan untuk penggunaan
dalam urutan yang sesuai
2.9 Proses Operasi Mesin Bubut
Macam – macam proses
operasional mesin bubut adalah :
1.
Turning
Proses pemotongan permukaan silindris dimana pemakanan tersebut rata pada
semua sisinya. Benda kerja biasanya dipasang diantara center atau hanya dijepit
pada chuck saja (untuk benda kerja yang pendek).
2.
Facing
Pada proses
ini, pahat bergerak memotong ujung dari benda kerja yang berputar untuk
menghasilkan permukaan yang rata.
3.
Tapering
Prosesnya
seperti turning, hanya saja benda kerja berbentuk tirus atau taper. Hal ini
dapat terjadi karena gerak makan bergerak serong atau benda kerjanya dibuat
pada benda serong (tidak sejajar dengan sumbu mesin bubut).
4.
Drilling
Proses drilling dapat dilakukan dengan cara
memasang atau memegang pahat drill yang diletakkan pada
posisi dead center. Proses drilling terjadi karena adanya gerak
potong berupa gerak putar pada benda kerja dan gerak makan dilakukan dengan
memutar tail stock hand wheel.
5.
Reaming
Proses untuk
menghaluskan lubang yang memerlukan ketelitian tinggi. Reaming dilakukan untuk proses drilling
atau booring. Pada proses ini
digunakan pahat reamer yang dipasang
pada drill held.
6.
Knurling
Proses
penekanan suatu pahat knurling
sedalam permukaan benda kerja. Dalam hal ini benda kerja tidak diraut, hanya
dilakukan penekanan saja sehingga menghasilkan perubahan bentuk plastis pada
permukaan batang silindris.
7.
Threading
Proses
pembubutan ulir, baik ulir luar maupun ulir dalam. Pada pembuatan ulir, dapat
dipakai pahat ulir ataupun tap membuat ulir luar dan die untuk membuat ulir dalam
2.10 Proses Pengerjaan Pada Mesin Bubut
Secara umum proses pengerjaan mesin bubut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
:
1.
Proses
pemotongan kasar yaitu membuang material sebanyak mungkin atau merupakan
pemotong atau pengerjaan terakhir.
2.
Proses
pemotongan halus/semi halus merupakan proses yang hanya memerlukan satu atau
dua kali pemotongan untuk mencapai ukuran akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar