Sabtu, 30 Mei 2015

LAPORAN PRAKTIKUM PEMESINAN MODUL 1

oke guys kali ini gue bakalan share tentang laporan praktium pemesinan gue yang modul 1 nya yaa tentang proses bubut.cekidot


BAB I
PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang permesinan, dibutuhkan tenaga terampil untuk mengoperasikan maupun merawat mesin sekaligus peralatan dari mesin tersebut. Banyak mahasiswa maupun seorang sarjana yang baru lulus dari perguruan tinggi terkadang tidak dapat mengoperasikan maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut. Mereka cenderung lebih menguasai teori daripada praktek kerja mesin tersebut. Sedangkan di era globalisasi sekarang ini dibutuhkan tenaga kerja yang bukan hanya mengerti teori suatu mesin melainkan tenaga kerja tersebut dituntut untuk mengoperasikan mesin tersebut. Dalam dunia manufaktur salah satu mesin yang paling sering digunakan untuk membuat produk permesinan adalah mesin bubut
Mesin bubut merupakan salah satu dari mesin yang paling awal dikembangkan, karena mempunyai banyak manfaat yaitu meraut atau memotong material bentuk selindris. Gerak potong terjadi pada benda kerja, sedangkan gerak makan terjadi pada pahat. Jika kedua gerak tersebut dikombinasikan maka akan terjadi proses perautan atau pemotongan.Selain itu mesin bubut ini juga berfungsi untuk pembuatan ulir yang disesuaikan dengan bentuk mata pahat yang digunakan untuk membubut (Asnawi, 2013).
Pada praktikum ini mahasiswa dituntut untuk dapat bisa mengoperasikan mesin bubut, kemudian dituntut juga untuk bisa membuat produk. Salah satu produk yang dibuat dengan menggunakan mesin bubut adalah kunci chuck, mur dan baut dengan menerapkan parameter-parameter yang telah ditentukan.






1.2      Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini  adalah sebagai berikut:
1.               Untuk mengetahui bahan dan alat dari proses pembubutan kunci chuck, mur dan baut.
2.               Untuk mengetahui bagaimana cara mengoperasikan mesin bubut.
3.               Untuk mengetahui proses pembubutan kunci chuck
4.               Untuk mengetahui proses pembubutan mur dan baut
5.               Untuk mengetahui parameter-parameter dalam proses pembubutan mesin kunci chuck, mur dan baut
1.3        Manfaat
      Adapun manfaat yang akan dicapai dari praktikum ini adalah :
1.                  Dapat mengetahui bahan dan alat dari proses pembubutan kunci chuck, mur dan baut.
2.                  Dapat mengetahui bagaimana cara mengoperasikan mesin bubut.
3.                  Dapat mengetahui proses pembubutan kunci chuck
4.                  Dapat mengetahui proses pembubutan mur dan baut
5.                  Dapat mengetahui parameter-parameter dalam proses pembubutan mesin kunci chuck, mur dan baut.
1.4       Sistematika Penulisan Laporan
                        Adapun sistematika penulisan yang dijadikan acuan dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I             PENDAHULUAN
            Bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan praktikum, manfaat praktikum, dan sistematika penulisan laporan yang bersangkutan dengan mesin bubut.
BAB II            LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan mesin bubut, dimana isi teori ini untuk mendukung pembahasan dari praktikum ini.


BAB III          METODOLOGI PRAKTIKUM
Bab ini berisikan tentang langkah-langkah yang digunakan dalam proses pembuatan laporan dan praktikum. Langkah-langkah tersebut dituangkan terlebih dahulu dalam bentuk flowchart dengan menggunakan software microsoft visio 2007.
BAB IV          PEMBAHASAN DAN ANALISA
Pada bab ini berisikan tentang pembahasan dalam praktikum adapun pembahasan yang dilakukan pada praktikum ini yaitu membuat bahan dan alat praktikum, cara mengoperasikan mesin bubut, menjelaskan  langkah-langkah pembuatan kunci chuck, mur dan baut serta menghitung parameter-parameter dalam proses pembubutan. Kemudian hasil dari pembahasan tersebut di analisa supaya maksud dan tujuan dari praktikum ini dapat dijelaskan dan dipahami oleh orang lain.
BAB V            PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil pembahasan dan saran untuk perbaikan praktikum yang akan datang.









BAB II
LANDASAN TEORI


2.1       Pengertian  Proses Bubut
Mesin bubut merupakan salah satu dari mesin yang paling awal dikembangkan, karena mempunyai banyak manfaat yaitu meraut atau memotong material bentuk selindris. Gerak potong terjadi pada benda kerja, sedangkan gerak makan terjadi pada pahat. Jika kedua gerak tersebut dikombinasikan maka akan terjadi proses perautan atau pemotongan.Selain itu mesin bubut ini juga berfungsi untuk pembuatan ulir yang disesuaikan dengan bentuk mata pahat yang digunakan untuk membubut (Asnawi, 2013).
Gambar 2.1 Mesin Bubut
Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang bekerja dengan cara memutar benda kerja dengan menggunakan motor spindle. Proses pemotongan pada mesin bubut ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Proses pemotongan mesin bubut

Tahap pemotongan dan memiliki batas berbeda-beda sesuai dengan jenis material yang digunakan. Kecepatan putar spindle harus disesuaikan dengan kecepatan potong dan diameter benda kerja saat itu. Fungsi yang menghubungkan kecepatan  potong, kecepatan spindle dan diameter benda kerja ditunjukkan pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Rumus kecepatan potong
Gerakan kecepatan potong digunakan untuk memposisikan pahat pada posisi siap potong atau setelah pemotongan (Permana, 2012).
Keberhasilan dalam melakukan pembubutan benda kerja sangat tergantung pada pahat bubut, karena pahat yang melakukan penyayatan terhadap benda kerja. Oleh karena itu pahat yang digunakan harus sesuai dan tajam. Agar diperoleh hasil yang baik, maka pemasangan pahat harus benar, yaitu letak ujung sisi pemotong pahat disesuaikan tepat pada gerakan sumbu benda kerja serta diikat sependek mungkin pada tempat pahat (Hamidi, 2008).
Gambar 2.4 Pemasangan Pahat Bubut

2.2       Bagian –bagian Mesin Bubut dan Fungsinya
            Adapun bagian-bagian dari mesin bubut adalah sebagai berikut:
Gambar 2.5 Bagian-bagian mesin bubut
            Keterangan:
1.                  Head – stock, tempat pengaturan kecepatan pemotong (speed of cut).
2.                  Spindel, bagian yang meneruskan putaran mesin ke benda kerja sehingga benda kerja dapat berputar, serta tempat melekatnya pemegang kerja.
3.                  Chuck, pemegang benda kerja.
4.                  Dead center, untuk menunjang ujung benda kerja, center ini tidak berputar Sendiri tetapi mengikuti putaran benda kerja.
5.                  Tail stock spindle, tempat melekatnya dead center. Disamping itu dapat juga melekatkan drill chuck untuk proses drilling.
6.                  Trail stock, bagian belakang (ekor) mesin bubut, untuk menunjang bagian benda kerja dengan perantaraan dead center yang dilekatkan pada tail stock spindle.
7.                  Tail stock hand wheel, untuk memajukan atau memundurkan posisi dead center agar kedudukan benda kerja dapat diukur dengan baik. Disamping itu apabila pada tail stock spindle dipasang mata bor, komponen dapat dipergunakan untuk memberikan gerak makan.
8.                  Alas mesin (Bed machine), berfungsi untuk tempat kedudukan kepala lepas, tempat kedudukan eretan dan tempat kedudukan penyangga diam.

9.                  Eretan (Carriage), berfungsi sebagai pemegang erat perkakas bubut memberikan gerakan yang diperlukan, arah gerakan dapat sejajar dengan tegak lurus ataupun miring terhadap sumbu bubut. Carriage memikul bagian – bagian lain yang terletak diatasnya, yaitu cross slide dan lain-lain.
10.              Cross slide, bagian yang melintang pada sumbu mesin bubut, terletak diatas carriage. Untuk mengadakan gerakan pemakanan melintang.
11.              Compound rest, tempat melekatnya tool post.
12.              Tool post, tempat melekatnya pahat (cutting tool).
13.              Gear box, terdapat susunan roda gigi yang memungkinkan adanya variasi kecepatan makan (feed motion).

2.3        Jenis-jenis Mesin Bubut
            Adapun jenis-jenis mesin bubut adalah sebagai berikut:
1.                  Mesin Bubut Turet
Mesin bubut turet memiliki ciri khusus yang dapat menyesuaikannya kepada produksi. Karakteristik  utama dari  mesin bubut golongan ini adalah bahwa pahat untuk operasi yang berurutan dapat distel dalam kesiagaan untuk penggunaan dalam urutan yang sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat dengan tepat, tetapi sekali sudah benar, maka hanya sikit keterampilan untuk mengoperasikanya, dan banyak suku cadang yang dapat di produksi oleh mesin bubut ini.
Gambar 2.6 Mesin bubut turet

Adapun jenis mesin bubut turret adalah sebagai berikut:
a.          Mesin bubut turet horizontal
Mesin bubut jenis ini dibuat dalam dua rancangan dan dikenal sebagai ram dan sade. Mesin bubut turret ini dapat juga diklasifikasikan sebagai mesin pencekam atau batang.
b.         Mesin bubut turret otomatis
Mesin bubut jenis ini mirip dengan mesin jenis sadel standart tetapi operasinya otomatis sepenuhnya agar seseorang operator dapat menangani dua mesin atau lebih.
c.          Mesin bubut yang dikendalikan oleh pita
Dalam gambar ditunjukkan sebuah bubut turret dua suhu tugas berat dengan kendali numeris, yang dirancang khusus untuk produksi berat. Mesin ini dapat distel dengan cepat untuk pekerjaan suku cadang kecil biasanya dengan hanya menukar pencekam rahang, pita pengendali, dan mungkin satu atau dua pemotongan.
d.         Mesin bubut turret vertical.
Mesin bubut turret vertical adalah sebuah mesin yang mirip freis pengebor vertical, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turet untuk pemegangan pahat. Mesin ini dilengkapi dengan system kendali yang memungkinkan operasi otomatis tiap kepala termasuk kecepatan arah antaran. Kecepatan produksi dari mesin ini sangant meningkat melebihi dan dioperasikan dengan tangan karena mesin ini beroperasi secara kontiniu.
e.          Mesin bubut stasiun jamak vertikal, otomatis.
 Mesin jenis ini dirancang untuk produksi tinggi dan biasanya dilengkapi dengan lima atau sembilan stasiun kerja dan kedudukan kemuatan pada setasiun kecuali stasiun pemuat sebuah operasi dilakukan yang menuju kepenyelesaian dari suku cadang. Keuntungan dari mesin ini bahwa segala operasi dapat dilakukan secara serentak dan dalam urutan yang sesuai.

f.          Mesin bubut otomatis
 Mesin bubut jenis ini perkakasnya secara otmatis dihantarkan kepada benda kerja dan mundur setelah daurnya diselesaikan, karena mesin bubut pada umumnya dari jenis ini memerlukan adanya operator untuk menempatkan suku cadang yang harus di mesin. Mesin dalam golongan ini berbeda secara prinsip dalam cara menghantarkan pahat dalam benda kerja.
g.         Mesin bubut duplikat.
Mesin bubut duplikat memproduksi kembali sejumlah suku cadang dari bentuk induk ataupun contoh dari benda kerja hampir setiap mesin bubut standar dapat dimodifikasi untuk pekerjaan penduplikasian atau terdapat mesin bubut duplikat otomatis khusus. Reproduksinya dari sebuah pola baik bulat atau datar, biasanya dipasangkan di belakang mesin bubut. Model ini biasanya dilengkapi dengan system kendali numeris. Ketitik yang memiliki masukan dial desimal pembacaan langsung. Unit penduplikasi adalah sebuah system elektromekanis yang tersusun dari tiga bagian yaitu:
1)            Sebuah penguat listrik
2)            sebuah penguat daya mekanis
3)            Sebuah jarum sayat.
2.         Mesin bubut ringan
Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut yang besar dan berat.

Gambar 2.7 Mesin bubut ringan
3.         Mesin bubut sedang (medium lathe)
Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau memperbaiki perkakas secara produksi.
Gambar 2.8 Mesin bubut sedang
4.         Mesin bubut standar (Standard Lathe)
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.



Gambar 2.9 Mesin bubut standar (standar Lathe)
5.         Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)
Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya
Gambar 2.10 Mesin bubut meja panjang (Long bed Lathe)





2.4          Klasifikasi Proses Pemesinan
2.4.1        Berdasarkan Gerak Relatif Pahat
            Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan geram dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi komponen yang dikehendaki. Gerak relatif pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua komponen gerakan yaitu:
1.                  Gerak potong (cutting movement)
Gerak potong adalah gerak yang menghasilkan permukaan baru pada benda kerja.
2.                  Gerak makan (feeding movement)
Gerak makan adalah gerak yang menyelesaikan permukaan baru yang telah di potong oleh gerak potong.
2.4.2             Berdasarkan Jumlah Mata Pahat yang Digunakan
Pahat yang dipasangkan pada suatu jenis mesin perkakas memiliki mata pahat yang berbeda-beda. Jenis pahat/perkakas potong disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari produk. Adapun pahat dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis pahat yaitu pahat bermata potong tunggal (single point cutting tools) dan pahat bermata potong jamak (multiple point cuttings tools).
Tabel  2.1 Klasifikasi Proses Permesinan Menurut Gerak Relatif dan Jenis Pahat yang Digunakan:
No.
Jenis Mesin
Gerak Potong
Gerak Makan
Jumlah Mata Pahat
1
Mesin Bubut
Benda Kerja (Rotasi)
Pahat (Translasi)
Tunggal
2
Mesin Freis
Pahat (Rotasi)
Benda Kerja (Translasi)
Jamak
(Sumber: Mardianto, 2013)


Tabel  2.1 Klsifikasi Proses Permesinan Menurut Gerak Relatif dan Jenis Pahat yang Digunakan (Lanjutan)
No.
Jenis Mesin
Gerak Potong
Gerak Makan
Jumlah Mata Pahat
3
Mesin Sekrap

Sekrap Meja
Pahat (Translasi)

Benda Kerja (Translasi)
Benda Kerja (Translasi)
Pahat
(Translasi)
Tunggal

Tunggal
4
Mesin Gurdi
Pahat (Translasi)
Pahat (Translasi)
Jamak
5
Gergaji
Pahat (Translasi)
-
Jamak
6
Gerinda
Pahat (Translasi)
Benda Kerja (Translasi)
Tak Terhingga
(Sumber: Mardianto,2013)

2.3.4        Berdasarkan Orientasi Permukaan
            Selain ditinjau dari segi orientasi permukaan maka proses pemesinan dapat diklasifikasikan berdasarkan proses terbentuknya permukaan (proses generasi permukaan; surface generation).
            Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua garis besar proses yaitu:
1.                    Generasi permukaan silindrik atau konis dan
2.                    Generasi permukaan rata/lurus dengan  atau tanpa putaran benda kerja.

2.4.4        Berdasarkan Mesin yang Digunakan
            Dalam proses pemesinan jika kita ingin melakukan suatu pekerjaan, maka perlu kita ketahui terlebih dahulu dengan mesin apa yang semestinya kita gunakan sehingga produk yang kita buat sesuai dengan yang diinginkan. Beberapa jenis  proses mungkin dapat dilakukan pada satu mesin perkakas. Misalnya, mesin bubut tidak selalu digunakan sebagai untuk membubut saja melainkan dapat pula digunakan untuk memotong dan melebarkan lubang (boring) dengan cara mengganti pahat dengan yang sesuai. Bahkan dapat digunakan untuk mengefreis, menggerinda atau mengasah halus asal pada mesin bubut yang bersangkutan dapat dipasangkan peralatan tambahan (attachments) yang khusus.
Berikut beberapa jenis Mesin perkakas yang sering di gunakan :
1.                  Proses Bubut (Turning)
2.                  Proses Freis (Milling),
3.                  Proses Gurdi (Drilling)
4.                  Proses Sekrap (Shaping,Planing),
5.                  Poses Gerinda Rata (Surface Grinding),
6.                  Proses Gerinda Silindrik (Cylindrical Grinding),dan
7.                  Proses Gergaji atau Parut (Shawing, Broaching)
Tabel 2.2. Klasifikasi Proses Pemesinan Menurut Jenis Mesin Perkakas yang           Digunakan
No
Jenis Proses
Mesin Perkakas yang Digunakan
1
Bubut (turning)
Mesin Bubut (lathe)
2
Gurdi (drilling)
Mesin Gurdi (drilling machine)
3

Sekrap (shaping,planing)

Mesin Sekrap (shaping machine) &        Mesin Sekrap Meja (planing machine)
4
Freis (milling)
Mesin Freis (milling machine)
5
Gergaji (sawing)
Mesin  Gergaji (sawing machine)
6
Koter/Pelebaran lubang (Boring)
Mesin Koter (boring machine)
7
Parut(broaching)
Mesin Parut (broaching machine)
(sumber: Mardianto, 2013)


Tabel 2.2. Klasifikasi Proses Pemesinan Menurut Jenis Mesin Perkakas yang           Digunakan (lanjutan)
No
Jenis proses
Mesin perkakas yang digunakan
8
Gerinda (grinding)
Mesin Gerinda (grinding machine)
9
Asah (honing)
Mesin Asah (honing machine)
10
Asah Halus (lapping)
Mesin Asah Halus (lapping machine)
11
Asah Super Halus (super finishing)
Mesin Asah Kaca/mesin asah superhalus (super/mirror finishing)

12
Kilap (polishing & buffing)
Mesin Pengkilap (polisher & buffer)
(sumber: Mardianto, 2013)

2.5        Elemen Dasar Proses Pemesinan
           Berdasarkan gambar teknik, dimana dinyatakan spesifikasi geometrik suatu produk komponen mesin, salah satu atau beberapa jenis proses pemesinan harus dipilih sebagai suatu proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuatnya. Bagi suatu tingkatan proses, ukuran obyektif ditentukan, dan pahat harus membuang sebagian material benda kerja sampai ukuran objektif tersebut tercapai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram (sebelum terpotong). Selain itu, setelah berbagai aspek teknologi ditinjau, kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk itu perlu dipahami lima elemen dasar proses permesinan, yaitu :
1.                  Kecepatan potong (cutting speed)
2.                  Kecepatan makan (feeding speed)
3.                  Kedalaman potong (depth of cut)
4.                  Waktu pemotongan (cutting time)
5.                  Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal)
Elemen proses pemesinan tersebut dihitung berdasarkan dimensi benda kerja dan pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran mesin perkakas diatur ada bermacam-macam tergantung pada jenis mesin perkakas. Oleh sebab itu, rumus yang dipakai untuk menghitung setiap elemen proses pemesinan dapat berlainan.
 bubut dapat digunakan untuk memproduksi material berbentuk konis maupun silindrik. Jenis mesin bubut yang paling umum adalah mesin bubut (lathe) yang melepas bahan dengan memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal.
2.11 Rumus kecepatan gerak
Pada proses bubut benda kerja dipegang oleh pencekam yang dipasang di ujung poros utama spindel. Dengan mengatur lengan pengatur yang terdapat pada kepala diam, putaran poros utama (n) dapat dipilih sesuai dengan spesifikasi pahat yang dipilih. Pada mesin bubut gerak potong dilakukan oleh benda kerja yang melakukan gerak rotasi sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat yang melakukan gerak translasi. Pahat dipasangkan pada dudukan pahat dan kedalaman potong (a) diatur dengan menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar (skala pada pemutar menunjukkan selisih harga diameter) dengan demikian kedalaman gerak translasi dan gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda gigi. Gerak makan (f) yang tersedia pada mesin bubut dibuat bertingkat dengan aturan yang telah distandarkan.

 Mesin bubut beserta bagian bagiannya  dapat kita lihat pada gambar 2.12
Gambar 2.12 Mesin Bubut beserta bagiannya

Keterangan gambar :
1.      Poros utama / spindel merupakan tempat pemasangan pencekam.
2.      Lengan pengatur gunanya untuk mengatur harga (n) yang diinginkan
3.      Tool Post adalah tempat dudukan pahat.
4.      Batang penggerak fungsinya untuk menggerakkan kereta saat melakukan  proses bubut.
5.      Ulir penggerak gunanya untuk menggerakkan kereta saat melakukan proses bubut untuk pembuatan ulir.
6.      Kereta adalah landasan bagi peluncur silang
7.      Rumah roda gigi adalah tempat lengan pengatur
8.      Kepala diam adalah tempat terdapatnya poros utama
Gambar 2.13. Proses Bubut
Kondisi pemotongan ditentukan sebagai berikut:
Benda kerja :
       d0      =  Diameter mula-mula  (mm)
       dm     =  Diameter akhir  (mm)
       lt        =  Panjang proses pemesinan  (mm)
Pahat :
        kr   =  Sudut potong utama
        go   =  Sudut geram                 
Mesin bubut :
         a      = Kedalaman potong  (mm)
         F     = Gerak makan  (mm/r)
         n     = Putaran poros utama (benda kerja)  (r/mm)






2.6       Jenis Operasi Bubut
Berdasarkan posisi benda kerja yang ingin dibuat pada mesin bubut, ada beberapa proses bubut yaitu :
1.                  Pembubutan silindris (turning)
2.                  Pengerjaan tepi / bubut muka (facing)
3.                  Bubut Alur (grooving)
4.                  Bubut Ulir (threading)
5.                  Pemotongan (Cut-off)
6.                  Meluaskan lubang (boring)
7.                  Bubut bentuk (Forming)
8.                  Bubut inti (trepanning)
9.                  Bubut konis





Gambar 2.14 Proses Pada Mesin Bubut
2.6       Elemen Dasar Proses Bubut
            Elemen dasar pada mesin bubut terbagi atas :
1.                  Kecepatan potong (Cutting speed )
2.                  Kecepatan makan (feeding speed)
3.                  Waktu pemotongan (depth of cut)
4.                  Kedalaman potong (cutting time)
5.                  Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal)

2.7       Sistem Kerja Mesin Bubut
Motor listrik yang ada pada mesin bubut akan berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanis yaitu berupa gerak putar. Gerak putar yang ada pada motor listrik selanjutnya ditransmisikan dengan menggunakan perlengkapan roda gigi, sehingga mampu memutar poros utama (spindel). Di ujung poros utama terdapat perlengkapan pencekam yang mampu mencekam benda kerja, sehingga adanya putaran pada poros utama maka akan memutar benda kerja.
Sedangkan pahat yang tercekam pada tempat pahat (tool post) akan mampu bergerak ke kanan, ke kiri, mendekat, menjauhi operator serta mampu bergerak sorong. Gerakan – gerakan ini dimungkinkan terjadi karena adanya fasilitas ulir penggerak, susunan roda gigi dan juga adanya jalan. Selanjutnya adanya dead center yang akan mendukung benda kerja pada sisi satunya.
2.8               Jenis – Jenis Mesin Bubut
 Adapun jenis-jenis mesin bubut adalah sebagai berikut: 
1.                         Pembubut kecepatan (Speed Lathe)
Pembubut ini adalah pembubut yang paling sederhana dari segala pembubut. Pembubut ini terdiri dari bed, head stock, tail stock dan peluncur yang dapat disetel untuk mendukung pahat. Pembubut kecepatan terutama digunakan dalam pembubutan kayu, memberikan pusat pada silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut pada pembubutan mesin dan dalam pemusingan logam.
2.                       Pembubut mesin (Engine Lathe)
Pembubut ini merupakan pembubut yang mendapatkan dayanya dari mesin yang membedakannya dari pembubut kecepatan adalah dimilikinya ciri tambahan untuk mengendalikan kecepatan spindle dan untuk menyangga serta mengendalikan hantaran dari pahat pemotong tetap.


3.                       Pembubut bangku (Bench Lathe)
Merupakan pembubut kecil yang dipasangkan pada bangku kerja. Dalam desainnya mempunyai cirri yang sama dengan pembubut kecepatan dan pembubut mesin. Disesuaikan untuk benda kerja kecil, dan mempunyai kapasitas putaran maksimum sebesar 250 mm pada plat muka.
4.                       Pembubut ruang perkakas (Tool room Lathe)
Pembubut mesin ruang perkakas merupakan pembubut kepala beroda gigi yang digerakkan secara tersendiri dengan kecepatan spindle yang jangkauannya sangat luas. Pembubut ini dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan untuk pekerjaan perkakas yang teliti. Bagian – bagian pembubut ini antara lain perletakan stedi pusat, roda gigi perubah cepat, ulir pengarah, batang hantaran, perlengkapan penirus, piringan ulir, pencekam, indicator, dan pompa media pendingin.
5.                       Pembubut Turret
Pembubut turret memiliki cirri khusus yang utama yaitu menyesuaikan kepada produksi. Ketrampilan pekerja dibuat didalam mesin ini sehingga memungkinkan bagi operator yang tidak berpengalaman untuk memproduksi kembali suku cadang yang identik. Karakteristik utama dari mesin bubut ini adalah pahat untuk operasi berurutan, dapat dalam kesiagaan untuk penggunaan dalam urutan yang sesuai
2.9       Proses Operasi Mesin Bubut
Macam – macam proses operasional mesin bubut adalah :
1.                  Turning
Proses pemotongan permukaan silindris dimana pemakanan tersebut rata pada semua sisinya. Benda kerja biasanya dipasang diantara center atau hanya dijepit pada chuck saja (untuk benda kerja yang pendek).
2.                  Facing
Pada proses ini, pahat bergerak memotong ujung dari benda kerja yang berputar untuk menghasilkan permukaan yang rata.

3.                  Tapering
Prosesnya seperti turning, hanya saja benda kerja berbentuk tirus atau taper. Hal ini dapat terjadi karena gerak makan bergerak serong atau benda kerjanya dibuat pada benda serong (tidak sejajar dengan sumbu mesin bubut).
4.                  Drilling
Proses drilling dapat dilakukan dengan cara memasang atau memegang pahat drill yang diletakkan pada posisi dead center. Proses drilling terjadi karena adanya gerak potong berupa gerak putar pada benda kerja dan gerak makan dilakukan dengan memutar tail stock hand wheel.
5.                  Reaming
Proses untuk menghaluskan lubang yang memerlukan ketelitian tinggi. Reaming dilakukan untuk proses drilling atau booring. Pada proses ini digunakan pahat reamer yang dipasang pada drill held.
6.                  Knurling
Proses penekanan suatu pahat knurling sedalam permukaan benda kerja. Dalam hal ini benda kerja tidak diraut, hanya dilakukan penekanan saja sehingga menghasilkan perubahan bentuk plastis pada permukaan batang silindris.
7.                  Threading
Proses pembubutan ulir, baik ulir luar maupun ulir dalam. Pada pembuatan ulir, dapat dipakai pahat ulir ataupun tap membuat ulir luar dan die untuk membuat ulir dalam
2.10     Proses Pengerjaan Pada Mesin Bubut
Secara umum proses pengerjaan mesin bubut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1.                   Proses pemotongan kasar yaitu membuang material sebanyak mungkin atau merupakan pemotong atau pengerjaan terakhir.
2.                   Proses pemotongan halus/semi halus merupakan proses yang hanya memerlukan satu atau dua kali pemotongan untuk mencapai ukuran akhir.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar